Merayakan Sepi
Mari merayakan sepi. Di hitam pekat malam, berselimutkan bintang. Tumpahkan semua yang terpendam, sampai kau merasa tak ada lagi beban.
Tuhan, yang terjadi ini begitu menyakitkan. Semua bertubi-tubi menyerang. Bahkan menyalahkan.
Seharusnya ini malam perayaan. Bukan pengakuan apalagi penghakiman. Yang kau berikan sangat berat dan menekan.
Bulan, katakan padaku. Apa yang harus aku lakukan? Aku tak bisa hanya berpangku tangan. Masih adakah kemungkinan?
Bintang, berikan pendapatmu. Jalan mana yang harus aku pilih. Haruskan menjauh pergi? Meski sakit diri ini..
Malam, coba tunjukkan. Bagian mana yang harus aku pertanggungjawabkan. Apa aku harus merelakan?
Seharusnya ini menjadi sebuah perayaan. Menari dan berdendang. Yang terjadi malah penghakiman. Terima kasih atas sakit yang kau berikan.. Sangat-sangat menyakitkan!
*ps. Untuk ibu di seberang sana, saya sakit hati sekali lho.. Salah saya apa sama kamu? Smoga Allah membalasmu..
0 Comments
noe
Jadi orang yang paling disalahkan emang nyesek yo mba… aku ngga tau masalahmu apa. tapi toh semua orang pasti pernah ngerasa demikian. 🙂
eda
banget mba, rasanya spt digamparin org tanpa tau kesalahan kita.. nyeseeeeeeeek pake banget 😀